About


Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik disini

Frans, ingatlah pada Amsal 15

FRANS & IRENE Mudika di suatu paroki sangat aktif dlm mengikuti kegiatan-kegiatan paroki, baik rohani maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Mereka selalu bekerja sama di dalam menjalankan kegiatan- kegiatan di Mudika,
“tiada Frans tanpa Irene” atau “Ada Irene ada Frans”,demikian ungkapan teman-teman Mudika yang lain. Teman-teman Mudika yang lain sering mengolok-olokan dan menjodohkan mereka berdua, mereka hanya tersenyum saja. Sampai pada suatu hari, sehabis mengikuti Misa Sabtu Sore, mereka mengikut Bible Study , yang diadakan di samping gereja. Sepulang dari Bible Study, hari belum begitu malam,Frans akan mengantarkan Irene pulang kerumah dengan mobilnya. Di dalam mobil,
Frans : “Irene, bagaimana kalau kita makan dulu di Pecenongan?”
Irene : “Terserah kamu saja Frans.”
Setelah makan,
Frans : “Irene, bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu? Malam ini kan malam minggu besok hari libur.”
Irene : “Terserah kamulah Frans.”
Mobil melaju dari pecenongan ke arah pantai utara, dimana banyak mobil-mobil lain memarkirkan kendaraannya di tepi pantai, demikian pula Frans memarkir kendaraannya di tepi pantai, mereka tidak turun dari mobil, hanya duduk-duduk saja didalam mobil mendengarkan musik, bercerita dari satu hal ke hal yang lain, hingga akhirnya mereka kehabisan bahan untuk bercerita lagi. Irene & Frans berdiam diri sambil mendengarkan alunan musik. Lalu… tiba-tiba…. Frans meletakkan tangannya di atas paha (maaf diatas pangkuan) Irene, tetapi Irene hanya diam saja, beberapa detik kemudian ‘si tangan’ tsb bergerak beberapa inci (hanya beberapa inci) dan Irene…menggumam “Mmmm… Frans, Ingatlah pada Amsal 15″.
Setelah mendengarkan perkataan Irene tentang Amsal 15, walaupun tidak tahu atau lupa akan isinya, Frans langsung menarik tangannya, ia merasa disadarkan seketika itu juga.
Frans :”Maafkan saya.”
Irene : “Tak apa”
Mereka pulang. Di rumah, Frans langsung masuk kamar & mengambil kitab suci, membuka Amsal 15, isinya : “teruskanlah, jalanmu sudah benar.”

Read more

Gue Bawa Kambing Mas

Pada suatu hari di sebuah desa ada dua orang pemuda bertemu di jalan dan terjadilah percakapan.
Pemuda 1: “Halo, kok kamu bawa monyet?”
Pemuda 2: “Siapa yang bawa monyet, gw bawa kambing mas!”
Pemuda 1: “Gw kagak nanya lo, yang gw tanya kambing lo!”

Read more

Gue Udah Tau

Ada anak baru (AB) dan anak lama (AL) sedang mengobrol saat pelajaran Fisika.
AL: “Eh lu anak baru ya?”
AB: “Iya..”
AL: “Hati-hati lu sama guru Fisika, kalau salah sedikit bisa di gampar”
AB: “Ooh… gue udah tahu”
AL: “Iya, gurunya udah jelek, gembel gitu mukanya, mana miskin lagi!”
AB: “Ooh…gue udah tahu”
AL: “Pokoknya ntar kalau pulang kita kerjain yuk! kita siram pake air got, kalau perlu kita gebukin tuh guru jelek! Eh ngomong-ngomong kok lu dari tadi bilang kalo lu udah tau sih?”
AB: “Gue anaknya!!”

Read more

Derita Anak Kost

Photobucket
Terus kalau ke WC diguyur pake apa?

Read more

Ujian Susulan 4 Mahasiswa

Ada 4 orang mahasiswa yang kebetulan telat ikut ujian semester karena bangun kesiangan.
Mereka lantas menyusun strategi untuk kompak kasih alasan yang sama agar dosen mereka berbaik hati memberi ujian susulan.
Mahasiswa A: pak, maaf kami telat ikut ujian semester
mahasiswa B: iya pak. Kami berempat naik angkot yg sama dan ban angkotnya meletus.
Mahasiswa C: iya kami kasihan sama supirnya. Jadinya kami bantu dia pasang ban baru.
mahasiswa D: oleh karena itu kami mohon kebaikan hati bapak untuk kami mengikuti ujian susulan.
Sang dosen berpikir sejenak dan akhirnya memperbolehkan mereka ikut ujian susulan.
Keesokan hari ujian susulan dilaksanakan, tapi keempat mahasiswa diminta mengerjakan ujian di 4 ruangan yg berbeda. “Ah, mungkin biar tidak menyontek,” pikir para mahasiswa. Ternyata ujiannya cuma ada 2 soal. Dengan ketentuan mereka baru diperbolehkan melihat dan mengerjakan soal kedua setelah selesai mengerjakan soal pertama.
Soal pertama sangat mudah dengan bobot nilai 10. Keempat mahasiswa mengerjakan dengan senyum senyum.
Giliran membaca soal kedua dengan bobot nilai 90. Keringat dingin pun mulai bercucuran.
Di soal kedua tertulis:
“Kemarin, ban angkot sebelah mana yang meletus?”

Read more

Siapa Itu Thomas Alfa Edison?

Bu guru: “Andi..! coba kamu jawab, siapa itu Thomas Alfa Edison..?”
Andi: “Tidak tau bu guru…”.
Bu guru: “Kalo James Watt, siapa dia..?”
Andi: “Ndak tau juga bu guru..”
Bu guru: “Andi! Bagaimana sih kamu ini? ditanya ini itu pasti jawab tidak tau… Tidak pernah belajar ya?”
Andi: “Belajar kok bu guru… Lah coba Andi tanya, bu guru tau ndak siapa Arifin Widodo..?”
Bu guru: “Tidak tau…”
Andi: “Kalau Bambang Setiono Ibu tau?”
Bu guru: “Tidak tau… Emang siapa mereka itu..?”
Andi: “Yaa itulah Bu…, kita khan pasti punya kenalan sendiri-sendiri..”

Read more

Cowok Ganteng & Cowok Jelek Di Mata Cewek

Kalau cowok ganteng pendiam, cewek-cewek bilang: Woow, cool banget…
Kalau cowok jelek pendiam, cewek-cewek bilang: Ih kuper…
Kalau cowok ganteng jomblo, cewek-cewek bilang: Pasti dia perfeksionis
Kalau cowok jelek jomblo, cewek-cewek bilang: Sudah jelas…kagak laku…
Kalau cowok ganteng berbuat jahat, cewek-cewek bilang: Nobody’s perfect
Kalau cowok jelek berbuat jahat, cewek-cewek bilang: Pantes…tampangnya kriminal
Kalau cowok ganteng nolongin cewe yang diganggu preman, cewek-cewek bilang: Wuih, jantan…kayak di filem-filem
Kalau cowok jelek nolongin cewe yang diganggu preman, cewek-cewek bilang: Pasti premannya temennya dia…
Kalau cowok ganteng dapet cewek cantik, cewek-cewek bilang: Klop….serasi banget…
Kalau cowok jelek dapet cewek cantik, cewek-cewek bilang: Pasti main dukun…
Kalau cowok ganteng diputusin cewek, cewek-cewek bilang: Jangan sedih, khan masih ada aku…
Kalau cowok jelek diputusin cewek, cewek-cewek bilang:…(Terdiam, tapi telunjuknya meliuk-liuk dari atas ke bawah)
Kalau cowok ganteng ngaku indo, cewek-cewek bilang: Emang mirip-mirip bule sih…
Kalau cowok jelek ngaku indo, cewek-cewek bilang: Pasti ibunya Jawa, bapaknya robot…
Kalau cowok ganteng penyayang binatang, cewek-cewek bilang: Perasaannya halus…penuh cinta kasih
Kalau cowok jelek penyayang binatang, cewek-cewek bilang: Sesama keluarga emang harus menyayangi…
Kalau cowok ganteng bawa BMW, cewek-cewek bilang: Matching…keren luar dalem
Kalau cowok jelek bawa BMW, cewek-cewek bilang: Mas, majikannya mana?…
Kalau cowok ganteng males difoto, cewek-cewek bilang: Pasti takut fotonya kesebar-sebar
Kalau cowok jelek males difoto, cewek-cewek bilang: Nggak tega ngeliat hasil cetakannya ya?…
Kalau cowok ganteng naek motor gede, cewek-cewek bilang: Wah, kayak lorenzo lamas…bikin lemas…
Kalau cowok jelek naek motor gede, cewek-cewek bilang: Awas!! mandragade lewat…
Kalau cowok ganteng nuangin air ke gelas cewek, cewek-cewek bilang: Ini baru cowok gentlemen
Kalau cowok jelek nuangin air ke gelas cewek, cewek-cewek bilang: Naluri pembantu emang gitu…
Kalau cowok ganteng bersedih hati, cewek-cewek bilang: Let me be your shoulder to cry on
Kalau cowok jelek berse

Read more

Dicekik Plastik

Dicekik Plastik


Sabtu pagi. Akhir pekan. Keramaian manusia di pusat perbelanjaan. Sungguh bukan pemandangan baru. Tapi saya baru tahu, mengantre di kasir supermarket di hari Sabtu pagi bisa menjadi pengalaman yang begitu miris dan mengiris.

Pagi itu saya belanja di Carrefour sendirian. Sambil menunggu pembelanja sebelum saya yang belanjaannya sampai dua troli, saya mengamati sesuatu. Lewat pengeras suara, beberapa kali terdengar imbauan untuk mengurangi sampah plastik, bahwa Bumi sedang mengalami pemanasan global, dan sudah tersedianya kantong belanja ramah lingkungan yang bisa dibeli dengan harga terjangkau (ada dua pilihan: dua ribu perak berbahan plastik daur ulang dan sepuluh ribu perak untuk yang berbahan polyethylene).

Lalu di dekat kasir, tertempel sebuah stiker yang bunyinya kira-kira begini: petugas kasir diharuskan untuk menawarkan isi ulang pulsa dan kantong belanja ramah lingkungan pada para pembeli. Saya memperhatikan kiri-kanan, termasuk pada saat giliran saya membayar tiba. Memang betul saya ditawari pulsa. Tapi tidak kantong belanja tadi.

Dan, berbarengan dengan pengumuman yang bergaung di seantero toko mengenai pemanasan global, saya mengamati bagaimana belanjaan demi belanjaan dimasukkan ke kantong-kantong kresek oleh tangan-tangan gesit yang sudah bergerak terampil bagai robot. Tak sampai penuh, bahkan kadang setengah pun tidak, mereka mengambili kantong plastik baru. Yang belanja pun tenang-tenang saja menyaksikan. Kenapa tidak? Berapa pun kantong plastik yang dipakai, itu sepenuhnya terserah pihak supermarket. Gratisan pula.

Sambil mengamati gerakan tangan gesit petugas, dalam hati saya bertanya: haruskah seboros itu? Barangkali memang kebijakan dari toko yang mengharuskan berbagai jenis barang untuk tidak digabung dalam satu kantong. Tapi kenyataannya, kantong-kantong plastik setengah penuh itu hanya berfungsi sebagai alat angkut dari kasir menuju troli, lalu dari troli menuju bagasi mobil, lalu dari mobil menuju rumah. Kalaupun beberapa barang beda kategori tersebut harus digabung, asal tidak terkocok-kocok di mesin pengaduk semen,seriously, what harm can possibly be done with those stuffs?

Saat saya harus maju, memang saya terlihat lebih repot dari yang lain. Saya mengeluarkan tiga kantong yang saya bawa dari rumah, lalu mengisinya sendiri. Bukan apa-apa. Kadang-kadang akibat pelatihan yang mengharuskan para petugas supermarket untuk memilah-milah barang membuat mereka seringkali tampak canggung dan melambat ketika harus menggabungkan santan kotak dengan kapas, atau piring dengan brokoli, atau pasta gigi dengan selai. Sementara bagi saya itu bukan masalah. Tiga kantong yang saya bawa dari rumah tampak gendut dan sesak. Beberapa barang besar seperti beras dan deterjen tiga kiloan saya biarkan di troli tanpa plastik.

Melajulah troli saya yang jadinya tampak aneh di tengah troli-troli lain yang didominasi tumpukan kresek putih. Rata-rata orang keluar dari sana membawa 4-6 kantong kresek. Belum termasuk plastik-plastik yang membungkusi buah dan sayur. Jika semua ini direkam dalam video, lalu satu demi satu gambar dihilangkan dan dibiarkan gambar plastiknya saja, niscaya kita akan melihat buntelan-buntelan putih licin yang mengalir bagai sungai dari supermarket menuju parkiran.

Superindo punya kebijakan yang selangkah lebih mending. Jika belanjaan kita cukup banyak maka petugas di kasir akan menawarkan pemakaian dus. Dan sudah ada dus-dus yang disediakan dalam jangkauan, hingga tak perlu tunggu lama untuk cari-cari ke gudang. Beberapa kali saya mengantre di kasir Superindo, saya menemukan banyak pembeli yang menolak pakai kardus meski belanjaan mereka banyak. Entah apa alasannya. Mungkin menurut mereka kurang praktis. Atau tidak terbiasa. Seperti Carrefour, Superindo juga menjual green bag, kantong belanja yang bisa dipakai berkali-kali.Green bag tersebut pun bisa didapat dengan gratis. Caranya? Mengumpulkan 70 stiker. Satu stiker didapat dengan belanja 10 ribu, dan stiker berikutnya di kelipatan 50 ribu. Jadi belanjalah dulu 10 ribu sebanyak 70 kali, atau belanja 3,5 juta untuk mendapatkan tas itu secara cuma-cuma. Wow.

Kasir di Ranch Market selalu bertanya pada pembeli: "Apakah struknya perlu dicetak?" dan ketika kita menjawab 'tidak' (karena seringnya memang tidak dilihat lagi juga), maka dia tidak akan mencetakkan struk yang berarti penghematan kertas. 
Sedang dilaksanakan pula kegiatan adopsi pohon dengan biaya 95 ribu, di mana kita akan mendapatkan satu kantong belanja bahan kain goni yang ukurannya cukup besar dan satu pohon akan ditanam atas nama kita di Gunung Rinjani. 'Saudara'-nya Ranch Market, yakni Farmer's Market, secara rutin mengadakan hari "Belanja Tanpa Kantong Plastik", di mana setiap Selasa minggu ke-2 Farmer's tidak menyediakan kantong plastik sama sekali. Sama seperti Carrefour dan Superindo, jaringan ini juga menjual green bag dari bahan kain seharga 10 ribu-an.

Memang, dibandingkan beberapa tahun yang lalu, inisiatif dari pihak supermarket/hipermarket sudah jauh lebih baik dan kreatif. Namun, apakah tidak bisa kita bergerak lebih cepat, lebih tajam, dan lebih langsung? Dan, mungkinkah perspektif yang digunakan pun sebetulnya terbalik? Jika benar-benar ingin mengurangi sampah plastik, kenapa justru pembeli yang tidak ingin menggunakan kantong kresek malah menjadi pihak yang harus mengeluarkan biaya ekstra dan tidak mendapat insentif apa pun? Sementara yang pakai kantong kresek tetap melenggang kangkung tanpa sanksi apa-apa? Tidakkah ini jadi mengimplikasikan bahwa gerakan go-green itu 'lebih mahal' dan 'repot', sementara yang sebaliknya justru 'gratis' dan 'praktis'? Di mata saya, penjualan kantong-kantong ramah lingkungan tersebut pun, selama masih menggunakan bahan baku baru dan bukan hasil daur ulang, akhirnya cuma jadi komoditas biasa. Seperti halnya jualan sabun atau sayur. Sementara yang paling penting adalah BERHENTI memproduksi barang baru dan menggunakan ulang apa yang ada. Yang paling penting bukanlah mencetak tulisan "Selamatkan Bumi" di selembar kain kanvas atau di kain polyethylene lalu menjudulinya tas ramah lingkungan, melainkan membuat kebijakan yang benar-benar realistis dan berpihak pada lingkungan.

Dari data yang saya baca, di jaringan Superindo sendiri, penggunaan kantong kresek bisa mencapai 300.000 lembar per hari. 700 ton sampah plastik diproduksi hanya oleh Jakarta saja. Dan menurut Kementrian Lingkungan Hidup, komposisi sampah plastik di kota-kota besar seperti Surabaya dan Bandung meningkat sejak tahun 2000 dari 50% ke 70%. Kita benar-benar sudah dicekik plastik.

Pikiran saya terus berandai-andai: jika memang pemerintah tidak berbuat sesuatu untuk menekan produksi dan penggunaan kantong plastik, dan andai saya adalah pengambil keputusan di rantai supermarket tadi, maka saya akan menetapkan harga 2000-5000 rupiah untuk satu kantong kresek, yang barangkali akan lebih efektif untuk 'memaksa' orang membawa kantong sendiri ketimbang menjual kantong ramah lingkungan seharga 10 ribu. Dana dari 'sanksi' kantong kresek tersebut lalu disalurkan untuk kegiatan penghijauan dan aktivitas lingkungan hidup lainnya. Di sebagian negara di Eropa, ternyata pengenaan biaya pada kantong belanja telah berhasil menurunkan sampah kantong plastik hingga 90%.

Saya cukup salut dengan keberanian Makro. Barangkali cuma di Makro berlaku peraturan tegas di mana konsumen harus mengeluarkan uang 2000 rupiah untuk setiap kantong belanja. Setiap pembeli yang pergi ke sana mau tak mau harus siap mental untuk membawa kantong belanja sendiri atau berebut dus-dus kosong yang memang disiapkan di sana. Kebijakan seperti itu dapat dimaklumi karena Makro memang menjual barang-barang berukuran dan berkuantitas besar, jadi alasannya tidak melulu lingkungan. Namun bukannya tidak mungkin jaringan supermarket dan hipermarket lainnya mengikuti jejak Makro dengan mengusung alasan lingkungan, sebagaimana yang digaungkan lewat pengeras suaranya.

Saya keluar dari aliran sungai plastik tadi menuju mobil. Hati masih miris dan teriris. Sesekali bertanya, apakah khayalan saya ketinggian? Apakah realistis jika berharap pihak produsenlah yang berani muncul dengan kebijakan tegas, sementara para konsumennya sendiri tidak mau belajar mengedukasi dan melatih dirinya? Namun, sampai kapan kita bertahan di balik sekat-sekat kaku yang memisahkan pembeli dan penjual, pemerintah dan masyarakat? Sementara belitan plastik yang mencekik tanah dan air Indonesia sudah terlihat jelas di depan mata.



Read more

Lyric OST A Crazy Little Thing Called Love

Jeab - Wan Deuan Pee (Day Moth Year)


wun jun chun kauy yoo
ung karn gaw kauy doo
doo doo wah tur pen ngai

poot tur gaw mai mah
chow sai gaw mai mee
preu hud wahng plau

(reff)

sook reu sow reu wah ah tit
mai mee wun nai mai kid teung
mai mee wun nai tee tur ja jaun mah
soo wun gow gow kaung row


wun tee chun jur tur
wun tee dai glai gun
wun tee row joong meu

wun tee chun ruk tur
wun tee chun pood pai
wun tee tur rub fung

(reff 2)

eek naan mai chun gaw mai roo
eek gee deuan reu ja eek pee
gee meun pun lahn kwarn song jum tee mee
mai koey mai kid teung tor


ma ga rah gaw yow naan
goom pah gaw lern larng
mee nah gaw young lern loy
may sah gaw raun ron
preu sa pah gaw took ton
mi too nah wahng plow

(reff)

eek naan mai chun gaw mai roo
eek gee deuan reu ja eek pee
gee meun pun lahn kwarn song jum tee mee
mai koey mai kid teung to
r

eek naan mai chun gaw mai roo ~
gee meun pun lahn kwarn song jum tee mee
mai koey mai kid teung tor

----------------------------------Translation----------------------------------

Monday, im waiting
tuesday, im still waiting to see you
to see, see how you're doing

wednesday you still don't come
nothing in the late morning
thursday is empty

whether it's friday saturday or sunday
there isnt a day i dont think of you
there wont be a day when youll come back
to revisit our past

the day i met you
the day we became close
the day we held hands

the day i fell in love with you
the day i confessed it
the day that you heard it

will it be much longer? i just dont know
will it be several months or another year?
of the tens of thousands, countless memories we shared
ive never not thought of you

january is endless
february is dull
march is also vague
april im restless
may is painful
june is empty

will it be much longer? i just dont know
will it be several months or another year?
of the tens of thousands, countless memories we shared
ive never not thought of you

will it be much longer? i just dont know
of the tens of thousands, countless memories we shared
ive never not thought of you

Read more

Crazy Little Thing Called Love (Sing Lek Lek Thee Riak Wa… Ruk) (2010)

Sutradara          : Putthiphong Promsakha
Pemain             : Mario Maurer, Pimchanok Luevisetpaibool

    Trend film Horror di Thailand sepertinya sudah mulai bergeser dan perlahan digantikan dengan genre romantic-comedy yang saat ini sedang digemari disana. Terbukti 2 Film Romantic Comedy tahun 2010 lalu sukses merajai Box Office Thailand dan menjadi film terlaris sepanjang tahun 2010. Posisi pertama diduduki oleh HELLO STRANGER yang beberapa waktu lalu juga sempat tayang di Indonesia, dan posisi kedua ditempati film yang akan Saya bahas kali ini Crazy Little Things Called Love (First Love).

          Bercerita tentang Nam (Pimchanok Luevisetpaibool) seorang siswi "buruk rupa" yang berusaha menarik perhatian cowok yang disukainya, bintang sekolah bernama Shone (Mario Maurer). Nam berusaha merubah penampilannya, memutihkan kulitnya yang hitam, melepas behel di giginya, mengikuti pertunjukan drama, berlatih marching band, semuanya ia lakukan demi merebut perhatian Shone. Tapi saat penampilannya telah berubah dari seorang ‘itik buruk rupa' menjadi sosok ‘angsa yang cantik', rupanya tidak membuat segalanya lebih mudah. Masih ada rivalnya di Sekolah, cewek paling cantikdan popular Pin, yang juga menyukai Shone, dan sahabat sejak kecil Shone, Top yang ternyata juga menaruh hati ke Nam sejak dulu...

          Bisa dibilang tema dan plot diangkat memang sangat familiar dan tidak menawarkan sesuatu yang baru dalam sajian Romantic Comedy. Tapi para aktornya cukup mampu membuat cerita yang "mainstream" dan beberapa adegan klise yang baisa kita jumpai di film Romantic Comedy lain ini menjadi sajian yang tetap menyenangkan untuk disimak.
Bintang paling bersinar di Thailand saat ini Mario Maurer (LOVE OF SIAM) masih tampil pas dan meyakinkan berakting menjadi anak sekolahan lagi, padahal usianya saat ini sudah 21 tahun. Pimchanok sang pemeran karakter Nam juga berhasil menjadi pusat perhatian, transformasi nya dari cewek nerd menjadi wanita anggun terlihat sangat belivable, membuat Saya cukup terkejut dan hampir tidak mengenali saat melihat perubahan fisiknya. Salut untuk teknis dan team make up nya.

          Overall, Film ini memang tidak semenggelitik dan sedewasa BANGKOK TRAFFIC LOVE STORY atau berisi sindiran akan culture-shock yang cerdas seperti HELLO STRANGER, tapi untuk Anda yang ingin mengenang masa-masa indah ‘cinta monyet' disekolah, persahabatan, cinta segitiga, kecerian dan pahit-getir nya kehidupan Sekolah dulu, film ini akan membawa Anda ke memori itu. Mungkin tidak ada salahnya Anda menyaksikannya dengan para teman sekolah Anda dulu sebagai ajang reuni? Sepertinya akan menyenangkan... :)

Download Movie Here
Subtitle Indonesia Here

Read more

Mario Maurer


~Profile~

Quote:
Real Name : Mario Maurer
Nickname : Oh
Birthday : December 4, 1988
Religion : Roman Catholic Christian Denominations
Occupation : Actor, Model
Notable role : The Love of Siam (Tong), First Love (Chon). Friendship
Education : Ramkhamhaeng University
Hobby : Skateboard
Penghargaan : Best Actor (The Love of Siam) in Starpics Thai Film Awards 2008
Best Male Stars (Friendship) in Top Awards 2008
Best Actor (First Love) in Top Awards 2010
:::

~Mario Maurer~


Quote:
Cowok kelahiran thailand bangkok 4 desember 1988, mengawali kariernya sebagai peragawan, foto model, bintang iklanserta model video klip sejak usia 16 tahun. Ia bersekolah di St. Dominic School, Bangkok, sebelum melanjutkan kuliah di Jurusan Seni Komunikasi Universitas Ramkhamhaeng. Pada tahun 2007 ia terpilih menjadi pemeran utama dari film asuhan sutradara Chukiat Sakweeraku “the love of siam” aktingnya sebagai pria yang mencintai teman laki2 masa kecilnya itu menuai banyak pujian dan banyak mendapatkan award dari festival2 film di Thailand. Cowok yang sering disapa “oh” ini lahir dari seorang ayah keturunan jerman bernama Ronald yang bekerja sebagai pengekspor deodoran yang terbuat dari alum dan Ibunya keturunan Tionghoa yang bernama Waruya. Ia juga memiliki Kakak, Bernama Marco Maurer yang lahir di Jerman, adalah seorang rapper yang berada di bawah label rekaman N.Y.U. Club. Jika ada waktu luang, Mario lebih sering menghabiskan waktunya dengan bermain papan luncur atau berbelanja di siam square atau merawat ikan cupang kesayangannya (ikan cupang Mario pernah menang di salah satu kontes kecantikan ikan cupang)


The Love of Siam 2007


Friendship 2008



4 Romance 2008


Rahtree Reborn 2009

Rahtree’s Revenge 2009

First Love (A Little Thing Called Love) 2010


Saranae Hen Pee 2010


Drama

autumn destiny 2010





Mario Maurer in A little Thing Called Love



Photo !!!!





















































































































































































Read more